Jakarta, 21 Januari 2016 – Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM mengadakan rapat koordinasi terkait kegiatan penyuluhan hukum serentak yang bertempat di Ruang Oemar Seno Adji Lt. 18 Gd. Ditjen AHU. Rapat yang dihadiri oleh Kepala BPHN Dr. Enny Nurbaningsih, SH, M.Hum dan Sekretaris Jenderal Dr. Bambang Rantam Sariwanto serta pejabat di lingkungan BPHN, membahas tentang Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya mempersiapkan kemampuan, masyarakat pun dituntut untuk memahami konsep cerdas hukum. Hal ini melatarbelakangi Kementerian Hukum dan HAM melaksanakan Penyuluhan Hukum Serentak yang akan diselenggarakan di Istana Wakil Presiden, 28 Januari 2016 mendatang. Acara Penyuluhan Hukum Serentak ini akan ditandai dengan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) bantuan hukum dengan Kapolri, Jaksa Agung, Mendagri, Menteri Desa serta MoU Kepala BPHN dengan Badilag, Badilum, dan Baditun.
Sekretaris Jenderal Bambang Rantam dalam sambutannya menyampaikan bahwa Penyuluhan hukum ini memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk cerdas hukum dalam menghadapi MEA. "Sosialisasi ini bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat tindakan apa yang perlu diambil jika mendapatkan masalah hukum dalam MEA," ucapnya.
Nantinya, penyuluhan hukum ini akan dilakukan melalui dua metode, yakni metode langsung dan tidak langsung. Bambang Rantam memaparkan, bahwa penyuluhan hukum langsung akan melibatkan sebanyak dua puluh ribu pegawai Kemenkumhan di 547 kabupaten. "Target audiens kita sebanyak satu juta orang dengan segmentasi para pelajar SMA, tahanan di rutan atau lapas. Dan nantinya, ada dua puluh ribu pegawai di 33 Kanwil untuk 547 kabupaten. Masing-masing kanwil akan mengerahkan 606 pegawai," jelas Bambang Rantam.
Dalam penyuluhan tersebut, akan ada paparan tentang MEA, paparan tentang bantuan hukum dan pembacaan Deklarasi Relawan Pelajar Cerdas Hukum. "Kita akan melakukan koordinasi intensif dengan pihak sekolah. Dan masing-masing kantor wilayah akan mempublikasikan daftar nama Penyuluh Hukum dan Lokasi Penyuluhan Hukum di website dan media sosial masing-masing kantor wilayah," terangnya.
Untuk strategi Penyuluhan Hukum Tidak Langsung, Menteri Hukum dan HAM akan memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyuluhan hukum. "Kita akan memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram. Tahap kampanyenya adalah kita akan memberikan awarness tentang kegiatan kita tanggal 28 besok dengan hastag #cerdashukum," tutur Bambang.
Selain itu, informasi tentang titik penyuluhan dan nama penyuluh di seluruh Indonesia akan disebarkan setiap hari dan setelah sesi penyuluhan hukum, audiens akan membuat foto selfie dan postingan di masing-masing media sosial yang digunakan.
Sementara itu, Kepala BPHN Enny Nurbaningsih mengatakan kampanye ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar lebih agresif dan cerdas karena kemajuan teknologi dan internet dapat membuat masyarakat mengalami over-communicated. "Cerdas hukum ini ibarat menjual produk di super market yang harus bersaing dengan ribuan informasi lainnya yang belum tentu dianggap penting oleh masyarakat," ucapnya.
Oleh sebab itu dibutuhkan langkah nyata yang out of the box yakni Cerdas Hukum sebagai brand layaknya sebuah produk. Brand Cerdas Hukum, lanjutnya diklaim sangat unik karena selain memiliki diferensiasi yang jelas yakni lebih dari sekedar sadar hukum. Brand ini memiliki positioning yang jelas yakni mengajak masyarkat untuk lebih memahami hukum.
Sebagai salah satu brand, salah satu representasi paling efektif dari sebuah brand adalah maskot. Menurut Enny, maskot merupakan salah satu strategi marketing yang membuat perusahaan atau brand terlihat unik. Dan ada beberapa alternatif nama maskot diantarnya adalah Dexter yang dalam Bahasa Latin artinya cerdas, Paraduta dalam Bahasa Sansekerta artinya cerdas, Cato dari Bahasa Yunani, Daskum akronim dari Cerdas Hukum dan Cerkum akronim Cerdas Hukum. "Untuk Cerdas Hukum kita memilih maskot Lumba-lumba. Lumba-lumba merupakan mamalia laut yang sangat cerdas, secara teknis lumba-lumba canggih komunikasi efektif, dan mampu mengikuti instruksi yang diberikan manusia dan mampu bekerja dalam tim," papar Enny Nurbaningsih. (LK)