Diterbitkan Tanggal: 31-Oct-2017

oleh Admin Humas

Peringati HDKD 2017, ASN Kemenkumham Kenakan Pakaian Daerah

Peringati HDKD 2017, ASN Kemenkumham Kenakan Pakaian Daerah

JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menyelenggarakan peringatan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) 2017. Namun pada upacara kali ini sedikit berbeda, para peserta yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) mengenakan pakaian daerah berwarna-warni.

JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menyelenggarakan peringatan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) 2017. Namun pada upacara kali ini sedikit berbeda, para peserta yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) mengenakan pakaian daerah berwarna-warni.

Menkumham, Yasonna H. Laoly mengatakan penggunaan pakaian daerah berwarna-warni ini sebagai bentuk komitmen jajaran Kemenkumham dalam melestarikan budaya bangsa. Selain itu, kata dia, penggunaan pakaian daerah berwarna-warni dapat diartikan ASN Kemenkumham siap menjaga pluralisme.

"Inilah keragaman  model busana daerah serta berbagai warna yang dikenakan menandakan betapa besarnya budaya bangsa ini, kita wajib menjaganya agar Pluralisme dalam perbedaan berbangsa dan bernegara senantiasa terjaga," kata dia, saat menjadi pembina upacara HDKD 2017 di Kantor Kemenkumham, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/10/2017).

Dia juga menyampaikan HDKD 2017 bertemakan Kerja Bersama Kami PASTI Melayani, para ASN harus bisa terus meningkatkan pelayanan publik di Kemenkumham kepada masyarakat. Sehingga, lanjut dia, masyarakat bisa terlayani dengan puas.

"Pelayanan yang sudah cukup baik harus bisa terus ditingkatkan kembali. Pada layanan yang masih kurang harus bisa diperbaiki lagi," ujarnya.

Selain mengenakan pakaian daerah, pada upacara kali ini juga dihadiri para mantan Menkumham dari era 1993 sampai 1998 yakni Oetojo Oesman, Andi matalata dan Yusril Ihza Mahendra.

Disamping itu acara ini juga menganugrahkan beberapa penghargaan kepada ASN yang telah memberikan kineja terbaikya terutama mereka yang bertugas di rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas).

1. Mas Indra Prawoto, petugas di Lapas Ngawi sebagai promotor pendidikan pembelajaran paket C,

2. Muhammad Bahrun sebagai pamong pembina narapidana teroris terbaik di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.

3. Erlyn Erdiana yang berhasil menggagalkan penyelundupan handphone dalam pembalut di Lapas Banyuwangi.

4. Rohana sebagai pengelola data base terbaik dari Rutan Kandangan, Kalimantan Selatan.

5. Ricardho Losario Talaut, pengelola data base terbaik dari Lapas Tual, Maluku.

6. Yovie Agustiana Putra yang menggagalkan masuknya narkoba pada nasi bungkus di Lapas Tanjung Pandan, Bangka Belitung.

Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak petugas pemasyarakatan lainnya untuk meminimalisir permasalahan di rutan dan lapas.