Diterbitkan Tanggal: 08-Jul-2020

oleh Admin Humas

Yasonna Laoly Jajaki Kerja Sama Ekonomi Antara Indonesia - Serbia

Yasonna Laoly Jajaki Kerja Sama Ekonomi Antara Indonesia - Serbia

BEOGARD – Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menjajaki kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dengan Serbia saat bertemu dengan Wakil Menteri Konstruksi, Transportasi dan Infrastruktur Republik Serbia, Zoran Lakicevic pada Selasa (7/7/2020) waktu setempat.
BEOGARD – Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menjajaki kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dengan Serbia saat bertemu dengan Wakil Menteri Konstruksi, Transportasi dan Infrastruktur Republik Serbia, Zoran Lakicevic pada Selasa (7/7/2020) waktu setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Yasonna mengatakan pertemuan dengan Menteri Konstruksi, Transportasi dan Infrastruktur, Republik Serbia, merupakan kesepakatan saat dirinya bertemu dengan Menteri Luar Negeri, Republik Serbia, Serbica Ivica Dacic pada Senin (6/7/2020) kemarin yang ingin adanya kerja sama antara Indonesia – Serbia dalam bidang ekonomi termasuk pembangunan infrastruktur.

“Selama pertemuan-pertemuan itu (Red – Senin kemarin), kami sepakat bahwa ada bidang-bidang kerja sama yang dapat kami manfaatkan untuk kepentingan kedua negara. Salah satu bidang yang paling menonjol adalah ekonomi termasuk pembangunan infrastruktur,” kata dia.

Dia menjelaskan salah satu bidang yang menjadi fokus Presiden Joko Widodo sejak masa kepresidenannya yang pertama adalah infrastruktur. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa negara kita adalah negara pulau atau kepulauan terbesar di dunia dan negara terbesar ke-14 dalam hal luas daratan atau sekitar 1,94 juta kilometer persegu yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau.

“Untuk mengatasi masalah lama tertunda, kami meningkatkan anggaran infrastruktur secara signifikan, dari Rp 290,3 triliun pada 2015 menjadi Rp 317,1 triliun pada 2016 lalu menjadi Rp 346,6 triliun pada 2017 dan Rp. 423,3 triliun pada tahun 2020,” jelasnya.

Komitmen Presiden Joko Widodo, kata dia, terlihat dari hasilnya dimana proyek-proyek yang telah selesai seperti optimalisasi 15 bandara, revitalisasi 36 pelabuhan di seluruh negeri, membangun jalan lintas Trans-Sumatra, Trans-Jawa dan Trans-Papua, telah membantu perekonomian untuk tumbuh dan melampirkan perbedaan harga di antara kawasan.

“Jalan tol Trans-Sumatra berjalan sejauh 304 km, dengan nilai investasi sebanyak Rp 206,4 triliun yang menghubungkan Lampung di ujung selatan Sumatera dan Aceh di utara menyediakan hampir 175 ribu pekerjaan dan telah selesai 65 persen,” ungkapnya.

Namun, Yasonna mengatakan sejak pandemi Covid – 19 yang melanda dunia membuat proses konstruksi di Indonesia melambat. Sejumlah proyek dihentikan sebagai konsekuensi dari kebijakan pemfokusan penanganan Covid – 19.

“Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi masih akan positif sebesar 2,3 persen dikarenakan sejak Mei proyek-proyek konstruksi di Indonesia telah dimulai kembali dengan penyesuaian yang dibuat mengikuti protokol kesehatan Covid-19,” kata dia.

Dia mengungkapkan selama kunjung kerja di Serbia, Yasonna memperhatikan bahwa masih ada banyak proyek konstruksi yang sedang berlangsung. Indonesia ingin mempelajari tentang strategi Serbia tentang konstruksi selama pandemi Covid-19 karena dapat digunakan sebagai referensi kebijakan Indonesia ke depannya. 

“Kemarin, selama pembicaraan saya dengan Wakil Perdana Menteri saya disadarkan bahwa Serbia memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk ke pasar Eropa. Ini berarti bahwa negara tetangga memandang Serbia dan kerja sama dengan Serbia tentu akan membuka peluang bagi Indonesia untuk memasuki pasar Eropa,” tambahnya.

Lebih jauh, Yasonna menambahkan terkait dengan rencana Serbia 2025 untuk meningkatkan integrasi regional, memperdalam pasar keuangan, memberdayakan perusahaan publik dan menciptakan ekonomi berkelanjutan, Indonesia dapat mengandalkan Serbia sebagai penghubung untuk mengekspor dan mengimpor barang ke dan dari negara-negara tetangga Eropa.

“Kami juga memperhatikan bahwa sampai saat ini belum ada investasi pada konstruksi dari perusahaan Serbia di Indonesia dan sebaliknya. Melalui pertemuan ini kami berharap bahwa pembicaraan lebih lanjut tentang kerja sama di bidang konstruksi antara Indonesia dan Serbia dapat terjadi,” tutupnya.

Adapun Yasonna hadir di Beograd memimpin delegasi Indonesia terkait rancangan kerja sama Mutual Legal Assistance (Bantuan Hukum Timbal Balik) dan Ekstradisi antara kedua negara. Yasonna dan rombongan berangkat dari Indonesia pada Sabtu (4/7/2020) dan dijadwalkan tiba kembali di Tanah Air pada Kamis (9/7/2020).